Tema 4 Pekerjaan
Harga
diri yang sangat penting bagi setiap orang. Jika
seseorang
memiliki harga diri yang baik, akan dihormati orang lain.
Sedangkan
seseorang yang tidak memiliki harga diri, maka kurang
dihormati
oleh orang lain.
Dalam
pekerjaan atau kegiatan, kita juga membutuhkan harga
diri.
Contohnya seorang guru. Dia mempunyai sifat yang kasar, tidak
ramah
dan suka sekali memarahi siswanya. Dalam kehidupan dia
tidak
banyak disegani dan dihormati orang lain. Biarpun dia itu pintar
dan
kaya. Harga diri bukan diperoleh dari pekerjaan atau kekayaan,
tetapi
dari kepribadian seseorang.
A. Pentingnya Memiliki Harga Diri
Manusia adalah makhluk paling mulia di antara makhluk hidup
di sekitar kita. Mengapa? Karena manusia memiliki kelebihan, yaitu
dibekali akal dan budi oleh Tuhan. Dengan akal, manusia dapat
berpikir dan mencapai hidup yang lebih baik. Melalui budi, manusia
menggunakan perasaan untuk membedakan baik atau buruk.
Dengan akal budinya, manusia mampu mengenal diri sendiri. Apa
saja yang diinginkan dan apa saja yang dimiliki untuk mencapai
keinginannya.
Setiap manusia memiliki harga diri. Harga diri merupakan
kesadaran seberapa besar nilai yang diharapkan diberikan orang
lain terhadap dirinya. Meskipun secara jujur pada dasarnya setiap
manusia dapat menilai dirinya sendiri. Siapa dan bagaimana aku
sebenarnya, setiap orang menginginkan dirinya dihormati orang
lain.
Bagaimana caranya? Apa yang terjadi jika seseorang tidak
menghargai dirinya sendiri?
1. Menghargai Orang Lain
Perhatikan kisah di bawah ini!
Tet .... tet ...... tet, bel tanda istirahat berbunyi. Anak-anak
segera berhamburan keluar dari ruangan kelas masing-masing. Mereka
ada yang menuju ke warung sekolah, ada yang hanya dudukduduk
di teras sekolah. Ada pula yang berada di bawah pohon
sambil menikmati makanan yang dibawanya dari rumah.
Suasana siang itu cukup panas. Di halaman sekolah anak-anak
berlari-larian, bermain loncat-loncatan. Sebagian tampak
bergerombol
mengobrol dengan disertai gelak
tawa.
Memang kesempatan jam istirahat benarbenar
digunakan
sebaik-baiknya.
sebagian
anak-anak menjerit, rupanya terjadi
pertengkaran.
Ternyata benar, Toni dan Niko teman
satu
kelas Andi saling berantem. Mereka samasama
kelas
3. Untung saja, siswa kelas 4 segera
melerainya.
Meskipun demikian, hidung Niko
telanjur
berdarah. Sedangkan muka Toni kelihatan
memerah.
Teman-temannya membawa Toni dan
Niko ke
kantor sekolah. Mereka menghadap Bu Nita
guru
kelas 3. Sampai di kantor mereka saling diam.
“Mengapa
kalian bertengkar?” tanya Bu Nita.
Niko
dan Toni menyahut dengan emosi, dan saling menyalahkan.
Suasana
agak gaduh.
“Sebentar..........sebentar!
yang bicara satu persatu, kalau seperti
ini ibu
jadi bingung,” pinta Bu Nita. “Sekarang, Toni yang berbicara
dulu,
bagaimana kejadiannya?” kata Bu Nita.
“Anu
....... Bu, saya diejek terus-menerus!” kata Toni. “Betul
Niko!”
tanya, Bu Nita. “Apa yang kau katakan kepada Toni?”
sambung
Bu Nita.
Niko
merunduk diam sambil melirik Toni. “Niko .......! kamu
dengar
tidak, apa yang ibu katakan tadi?” kata Bu Nita agak keras.
“Ya,
de.... de.....dengar, Bu!” jawab Niko agak terkejut. “Apa
yang
kamu katakan pada Toni?” kata Bu Nita mengulang pertanyaan
sebelumnya.
“Saya
hanya mengatakan ‘Si Lemot” kata Niko lirih. “Betul Toni!”
kata Bu
Nita. “Benar, Bu! Saya selalu dipanggil Si Lemot sambil
diejek!”
kata Toni.
“Lalu,......!”
tanya Bu Nita. “Karena saya merasa malu kepada
teman-teman,
lalu saya pukul mukanya, dan Niko membalasnya”
cerita
Toni, “Sehingga, kemudian terjadi perkelahian.” “Sekarang
mau
diteruskan atau tidak?!” tanya Bu Nita setengah jengkel.
Keduanya
hanya terdiam, mereka saling melirik. “Niko! Toni!
Bagaimana?”
tanya Bu Nita. “Tidak, Bu!” jawab mereka serentak.
“Kalau
demikian kalian berdamai, Niko minta maaf pada Toni, ini
merupakan
peringatan bagi kalian, jika diulangi, pihak sekolah akan
memberi
sanksi yang lebih berat” jelas Bu Nita.
Akhirnya
Niko dan Toni saling bersalaman dan berangkulan.
Hal ini
pertanda pertengkaran sudah selesai, dan tidak ada rasa
dendam.
Niko tidak akan mengulangi lagi. Ia mengejek ternyata
dapat
menyinggung perasaan orang lain.
Setelah
kalian membaca kisah tadi, mengapa Toni marah
ketika
diejek, sehingga berantem? Ya, benar! Karena Toni
tersinggung
harga dirinya dilecehkan. Artinya Niko tidak menghargai
atau
menghormati harga diri Toni.
Bagaimanakah
seandainya kalian diejek teman-temanmu,
seperti
Toni tersebut? Tentu kalian akan marah. Mengapa Toni
marah,
meskipun dalam kenyataan ia memang kurang pandai?
Sebenarnya
Toni anak seorang pengusaha sukses, tetapi ia
malas
belajar. Setiap ulangan selalu mendapat nilai kurang dari
enam.
Karena keadaan seperti itulah maka teman-temannya
memanggilnya
Si Lemot, alias “lemah otak.”
Oleh
karena itu, bagaimana pun keadaan seseorang, kalian
harus
menghargainya. Ketika berteman kalian tidak boleh
memandang
teman berdasarkan keadaannya, seperti kaya, miskin,
pandai,
atau bodoh. Pandanglah teman itu manusia yang memiliki
harga
diri, sama seperti kita.
Perlu
kalian ingat, harga diri seseorang tidak hanya diperoleh
dari
kekayaan, kepandaian, atau ketampanan. Harga diri seseorang,
dihormati
atau tidak dihormati orang lain, tergantung pada dirinya
sendiri.
Bagaimana pun keadaannya, tetaplah manusia, makhluk
Tuhan
yang sama derajat dan martabatnya.
Namun
demikian, martabat manusia dapat berubah. Martabat
yang
tinggi harus dipertahankan dan dikembangkan. Hanyalah diri
sendiri
yang mampu mempertahankan martabat sebagai makhluk
Tuhan
Yang Maha Esa. Ingatlah kisah Toni! Meskipun ia anak orang
kaya
tetapi, harga dirinya dilecehkan teman-temannya, karena malas
belajar.
Setiap
orang menginginkan harga dirinya dihormati orang lain.
Harga
diri seseorang dikatakan baik, jika secara jujur menilai dirinya
baik
dan ada pengakuan orang lain yang menilai baik pula. Tetapi
sebaliknya,
jika merasa dirinya jelek dan pengakuan orang lain
jelek,
maka harga diri seseorang juga jelek.
2. Menjaga Harga Diri
Perhatikan contoh berikut ini!
Pak Yahya adalah seorang yang taat menjalankan ibadah. Pak
Yahya juga rajin bekerja. Dengan tetangganya, ia hidup rukun.
Bahkan, Pak Yahya sering membantu tetangga yang membutuhkan.
Orang kampung sangat menghormatinya.
tidak taat beragama dan pemalas. Untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya ia
melakukan tindakan tidak terpuji, yaitu
mencopet. Ia sering berurusan dengan
polisi.
Jika kalian perhatikan kisah di atas,
ada perbedaan sifat atau perilaku antara
Pak Yahya dan Pak Bendot. Pak Yahya
dapat menjaga harga dirinya. Sehingga orang
lain menghormati dan menghargainya.
Berbeda dengan Pak Bendot yang tidak
dapat menjaga harga dirinya. Akibatnya
orang lain tidak menghormati dan
memandang harga dirinya rendah.
Dengan harga diri mampu menjalin
hubungan dengan sesama dan lingkungannya.
Manusia adalah makhluk sosial.
Artinya, manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain.
Bisakah kalian hidup sendiri? Tentu
saja tidak! Dengan siapa kalian bermain dan belajar? Dari mana
kalian memperoleh makan dan minum? Apa yang kalian makan dan
minum sehari-hari? Semuanya dari lingkungan sekitar. Dengan
demikian, setiap orang yang memiliki harga diri wajib menjaga
kelestarian alam. Jika tidak apa yang terjadi? Siapa yang rugi?
Harga diri sebaiknya kita bina dan kita jaga sejak masih kecil,
caranya dengan membiasakan hal-hal yang baik dan menghindari
hal-hal yang tercela. Misalnya berperilaku sopan, tidak sombong,
suka menolong teman dan sebagainya.
B. Contoh Bentuk Harga Diri
Bentuk
harga diri misalnya sikap menghargai diri sendiri,
mengakui
kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Untuk memperoleh
gambaran
materi ini, perhatikan cerita di bawah ini!
Andi
anak terpandai di kelas tiga. Nilai-nilai ulangan selalu
bagus.
Ia sering membantu teman-temanya yang kesulitan belajar
dengan
tekun dan sabar. Teman-temannya senang berteman
dengannya.
Suatu hari, Amin meminta diajari bernyanyi. Meskipun
Andi
pandai dalam pelajaran, ia merasa kesulitan dalam pelajaran
menyanyi.
Ia menolak permintaan Amin dengan halus.
Andi
mengakui kelemahannya, yaitu tidak pandai menyanyi.
Suaranya
tidak begitu bagus. Tetapi Andi ingat, Tika anak baru
pindahan
dari Bandung. Ia pernah cerita menjadi juara menyanyi.
Sebagai
teman, Tika mengajari Amin menyanyi dengan sabar.
suaranya.
Semua teman-teman memujinya.
Suara
Amin pun ternyata tidak mengecewakan. Amin
mengucapkan
terima kasih kepada Tika. Ia mengakui
kelebihan
dan kekurangan Andi, Tika, dan dirinya
sendiri.
Ia tak berkecil hati, sebab masih memiliki
keterampilan
dalam bidang olahraga.
Berbeda
dengan Toni teman sekelasnya.
Badannya
tinggi besar dibanding teman sebayanya.
Namun
sayang, ia pemalas dan terkenal kenakalannya.
Ia
kurang disenangi teman-temannya. Hampir
setiap
ulangan nilainya jelek. Sehingga di depan
temannya
harga dirinya rendah.
Dalam cerita di atas, Adi, Tika, Amin, dan Toni
memiliki
kelebihan dan kekurangan. Coba sebutkan
Kelebihan
yang kalian miliki, sebaiknya jangan dijadikan
kesombongan.
Tirulah ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.
Demikian
sebaliknya. Kekurangan yang ada pada dirimu, usahakan
untuk
memperbaiki, jangan merasa rendah diri.
Dengan
demikian, harga diri perlu kita jaga supaya:
a.
Dihargai oleh orang lain.
b.
Menambah semangat hidup.
c.
Mendorong melakukan hal-hal yang terpuji.
d.
Memiliki percaya diri.
e.
Mencintai diri sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar