Minggu, 21 Juni 2015

Tema 4 Pekerjaan

Tema 4      Pekerjaan

Harga diri yang sangat penting bagi setiap orang. Jika
seseorang memiliki harga diri yang baik, akan dihormati orang lain.
Sedangkan seseorang yang tidak memiliki harga diri, maka kurang
dihormati oleh orang lain.
Dalam pekerjaan atau kegiatan, kita juga membutuhkan harga
diri. Contohnya seorang guru. Dia mempunyai sifat yang kasar, tidak
ramah dan suka sekali memarahi siswanya. Dalam kehidupan dia
tidak banyak disegani dan dihormati orang lain. Biarpun dia itu pintar
dan kaya. Harga diri bukan diperoleh dari pekerjaan atau kekayaan,
tetapi dari kepribadian seseorang.

A. Pentingnya Memiliki Harga Diri
Manusia adalah makhluk paling mulia di antara makhluk hidup
di sekitar kita. Mengapa? Karena manusia memiliki kelebihan, yaitu
dibekali akal dan budi oleh Tuhan. Dengan akal, manusia dapat
berpikir dan mencapai hidup yang lebih baik. Melalui budi, manusia
menggunakan perasaan untuk membedakan baik atau buruk.
Dengan akal budinya, manusia mampu mengenal diri sendiri. Apa
saja yang diinginkan dan apa saja yang dimiliki untuk mencapai
keinginannya.
Setiap manusia memiliki harga diri. Harga diri merupakan
kesadaran seberapa besar nilai yang diharapkan diberikan orang
lain terhadap dirinya. Meskipun secara jujur pada dasarnya setiap
manusia dapat menilai dirinya sendiri. Siapa dan bagaimana aku
sebenarnya, setiap orang menginginkan dirinya dihormati orang lain.
Bagaimana caranya? Apa yang terjadi jika seseorang tidak
menghargai dirinya sendiri?
1. Menghargai Orang Lain
Perhatikan kisah di bawah ini!
Tet .... tet ...... tet, bel tanda istirahat berbunyi. Anak-anak
segera berhamburan keluar dari ruangan kelas masing-masing. Mereka
ada yang menuju ke warung sekolah, ada yang hanya dudukduduk
di teras sekolah. Ada pula yang berada di bawah pohon
sambil menikmati makanan yang dibawanya dari rumah.
Suasana siang itu cukup panas. Di halaman sekolah anak-anak
berlari-larian, bermain loncat-loncatan. Sebagian tampak
bergerombol mengobrol dengan disertai gelak
tawa. Memang kesempatan jam istirahat benarbenar
digunakan sebaik-baiknya.
Tiba-tiba terdengar dari ujung sekolah
sebagian anak-anak menjerit, rupanya terjadi
pertengkaran. Ternyata benar, Toni dan Niko teman
satu kelas Andi saling berantem. Mereka samasama
kelas 3. Untung saja, siswa kelas 4 segera
melerainya. Meskipun demikian, hidung Niko
telanjur berdarah. Sedangkan muka Toni kelihatan
memerah. Teman-temannya membawa Toni dan
Niko ke kantor sekolah. Mereka menghadap Bu Nita
guru kelas 3. Sampai di kantor mereka saling diam.
“Mengapa kalian bertengkar?” tanya Bu Nita.
Niko dan Toni menyahut dengan emosi, dan saling menyalahkan.
Suasana agak gaduh.
“Sebentar..........sebentar! yang bicara satu persatu, kalau seperti
ini ibu jadi bingung,” pinta Bu Nita. “Sekarang, Toni yang berbicara
dulu, bagaimana kejadiannya?” kata Bu Nita.
“Anu ....... Bu, saya diejek terus-menerus!” kata Toni. “Betul
Niko!” tanya, Bu Nita. “Apa yang kau katakan kepada Toni?”
sambung Bu Nita.
Niko merunduk diam sambil melirik Toni. “Niko .......! kamu
dengar tidak, apa yang ibu katakan tadi?” kata Bu Nita agak keras.
“Ya, de.... de.....dengar, Bu!” jawab Niko agak terkejut. “Apa
yang kamu katakan pada Toni?” kata Bu Nita mengulang pertanyaan
sebelumnya.
“Saya hanya mengatakan ‘Si Lemot” kata Niko lirih. “Betul Toni!”
kata Bu Nita. “Benar, Bu! Saya selalu dipanggil Si Lemot sambil
diejek!” kata Toni.
“Lalu,......!” tanya Bu Nita. “Karena saya merasa malu kepada
teman-teman, lalu saya pukul mukanya, dan Niko membalasnya”
cerita Toni, “Sehingga, kemudian terjadi perkelahian.” “Sekarang
mau diteruskan atau tidak?!” tanya Bu Nita setengah jengkel.
Keduanya hanya terdiam, mereka saling melirik. “Niko! Toni!
Bagaimana?” tanya Bu Nita. “Tidak, Bu!” jawab mereka serentak.
“Kalau demikian kalian berdamai, Niko minta maaf pada Toni, ini
merupakan peringatan bagi kalian, jika diulangi, pihak sekolah akan
memberi sanksi yang lebih berat” jelas Bu Nita.
Akhirnya Niko dan Toni saling bersalaman dan berangkulan.
Hal ini pertanda pertengkaran sudah selesai, dan tidak ada rasa
dendam. Niko tidak akan mengulangi lagi. Ia mengejek ternyata
dapat menyinggung perasaan orang lain.
Setelah kalian membaca kisah tadi, mengapa Toni marah
ketika diejek, sehingga berantem? Ya, benar! Karena Toni
tersinggung harga dirinya dilecehkan. Artinya Niko tidak menghargai
atau menghormati harga diri Toni.
Bagaimanakah seandainya kalian diejek teman-temanmu,
seperti Toni tersebut? Tentu kalian akan marah. Mengapa Toni
marah, meskipun dalam kenyataan ia memang kurang pandai?
Sebenarnya Toni anak seorang pengusaha sukses, tetapi ia
malas belajar. Setiap ulangan selalu mendapat nilai kurang dari
enam. Karena keadaan seperti itulah maka teman-temannya
memanggilnya Si Lemot, alias “lemah otak.”
Oleh karena itu, bagaimana pun keadaan seseorang, kalian
harus menghargainya. Ketika berteman kalian tidak boleh
memandang teman berdasarkan keadaannya, seperti kaya, miskin,
pandai, atau bodoh. Pandanglah teman itu manusia yang memiliki
harga diri, sama seperti kita.
Perlu kalian ingat, harga diri seseorang tidak hanya diperoleh
dari kekayaan, kepandaian, atau ketampanan. Harga diri seseorang,
dihormati atau tidak dihormati orang lain, tergantung pada dirinya
sendiri. Bagaimana pun keadaannya, tetaplah manusia, makhluk
Tuhan yang sama derajat dan martabatnya.
Namun demikian, martabat manusia dapat berubah. Martabat
yang tinggi harus dipertahankan dan dikembangkan. Hanyalah diri
sendiri yang mampu mempertahankan martabat sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Ingatlah kisah Toni! Meskipun ia anak orang
kaya tetapi, harga dirinya dilecehkan teman-temannya, karena malas
belajar.
Setiap orang menginginkan harga dirinya dihormati orang lain.
Harga diri seseorang dikatakan baik, jika secara jujur menilai dirinya
baik dan ada pengakuan orang lain yang menilai baik pula. Tetapi
sebaliknya, jika merasa dirinya jelek dan pengakuan orang lain
jelek, maka harga diri seseorang juga jelek.
2. Menjaga Harga Diri
Perhatikan contoh berikut ini!
Pak Yahya adalah seorang yang taat menjalankan ibadah. Pak
Yahya juga rajin bekerja. Dengan tetangganya, ia hidup rukun.
Bahkan, Pak Yahya sering membantu tetangga yang membutuhkan.
Orang kampung sangat menghormatinya.
Lain dengan Pak Bendot, orangnya
tidak taat beragama dan pemalas. Untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya ia
melakukan tindakan tidak terpuji, yaitu
mencopet. Ia sering berurusan dengan
polisi.
Jika kalian perhatikan kisah di atas,
ada perbedaan sifat atau perilaku antara
Pak Yahya dan Pak Bendot. Pak Yahya
dapat menjaga harga dirinya. Sehingga orang
lain menghormati dan menghargainya.
Berbeda dengan Pak Bendot yang tidak
dapat menjaga harga dirinya. Akibatnya
orang lain tidak menghormati dan
memandang harga dirinya rendah.
Setiap manusia memiliki harga diri.
Dengan harga diri mampu menjalin
hubungan dengan sesama dan lingkungannya.
Manusia adalah makhluk sosial.
Artinya, manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain.
Bisakah kalian hidup sendiri? Tentu
saja tidak! Dengan siapa kalian bermain dan belajar? Dari mana
kalian memperoleh makan dan minum? Apa yang kalian makan dan
minum sehari-hari? Semuanya dari lingkungan sekitar. Dengan
demikian, setiap orang yang memiliki harga diri wajib menjaga
kelestarian alam. Jika tidak apa yang terjadi? Siapa yang rugi?
Harga diri sebaiknya kita bina dan kita jaga sejak masih kecil,
caranya dengan membiasakan hal-hal yang baik dan menghindari
hal-hal yang tercela. Misalnya berperilaku sopan, tidak sombong,
suka menolong teman dan sebagainya.

B. Contoh Bentuk Harga Diri
Bentuk harga diri misalnya sikap menghargai diri sendiri,
mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Untuk memperoleh
gambaran materi ini, perhatikan cerita di bawah ini!
Andi anak terpandai di kelas tiga. Nilai-nilai ulangan selalu
bagus. Ia sering membantu teman-temanya yang kesulitan belajar
dengan tekun dan sabar. Teman-temannya senang berteman
dengannya. Suatu hari, Amin meminta diajari bernyanyi. Meskipun
Andi pandai dalam pelajaran, ia merasa kesulitan dalam pelajaran
menyanyi. Ia menolak permintaan Amin dengan halus.
Andi mengakui kelemahannya, yaitu tidak pandai menyanyi.
Suaranya tidak begitu bagus. Tetapi Andi ingat, Tika anak baru
pindahan dari Bandung. Ia pernah cerita menjadi juara menyanyi.
Sebagai teman, Tika mengajari Amin menyanyi dengan sabar.
Pada waktu pelajaran menyanyi. Tika menunjukkan
suaranya. Semua teman-teman memujinya.
Suara Amin pun ternyata tidak mengecewakan. Amin
mengucapkan terima kasih kepada Tika. Ia mengakui
kelebihan dan kekurangan Andi, Tika, dan dirinya
sendiri. Ia tak berkecil hati, sebab masih memiliki
keterampilan dalam bidang olahraga.
Berbeda dengan Toni teman sekelasnya.
Badannya tinggi besar dibanding teman sebayanya.
Namun sayang, ia pemalas dan terkenal kenakalannya.
Ia kurang disenangi teman-temannya. Hampir
setiap ulangan nilainya jelek. Sehingga di depan
temannya harga dirinya rendah.

Dalam cerita di atas, Adi, Tika, Amin, dan Toni
memiliki kelebihan dan kekurangan. Coba sebutkan
kelebihan dan kekurangan mereka!

Kelebihan yang kalian miliki, sebaiknya jangan dijadikan
kesombongan. Tirulah ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.
Demikian sebaliknya. Kekurangan yang ada pada dirimu, usahakan
untuk memperbaiki, jangan merasa rendah diri.
Dengan demikian, harga diri perlu kita jaga supaya:
a. Dihargai oleh orang lain.
b. Menambah semangat hidup.
c. Mendorong melakukan hal-hal yang terpuji.
d. Memiliki percaya diri.
e. Mencintai diri sendiri.


0 komentar:

Posting Komentar