Tema 1 Keluarga
Andi siswa kelas 3 SD Negeri 4 Cempaka. Andi mempunyai
kakak
perempuan bernama Yusi. Mereka selalu berangkat ke sekolah bersama-sama. Ayah
Andi berasal dari Makassar dan ibu Andi berasal dari Jawa. Kedua
orang
tuanya saling menyayangi dan menghormati Andi, Andi dan kakaknya patuh kepada
kedua orang tuanya. Keluarga Andi hidup rukun dan bahagia. Pekerjaan rumah
dilakukan bersama-sama. Mereka mengerjakan dengan senang hati, sehingga
pekerjaan terasa ringan. Masalah dalam keluarga menjadi tanggung jawab bersama.
Keluarga Andi tampak bahagia dan sejahtera. Tetangga Andi sangat
senang
dan menghormatinya. Andi merasa bangga memiliki keluarga yang bahagia.
Bacaan
di atas menggambarkan keadaan keluarga Andi. Bagaimana dengan keluargamu?
Dapatkah seperti keluarga Andi? Meskipun ayah dan ibunya berasal dari daerah
yang berbeda tetapi, keluarganya hidup rukun. Mengapa? Karena mereka saling
menghormati dan menyayangi. Demikian juga Andi dan kakak yang
berbeda
jenis kelamin, mereka tidak membeda-bedakan. Pekerjaan di rumah mereka lakukan
bersama-sama, mereka hidup rukun. Coba dalam hal apa mereka juga melakukan bersama-sama?
Terciptanya hidup rukun dan bahagia karena adanya persatuan
dan
kesatuan di antara mereka. Bagaimana dengan bangsa kita, bangsa Indonesia?
Apakah
sudah terjalin rasa persatuan dan kesatuan? Tahukah kamu, bangsa Indonesia
sebelum merdeka pernah dijajah oleh bangsa lain? Bangsa mana sajakah yang
pernah menjajah bangsa Indonesia? Bangsa Belanda paling lama menjajah bangsa
Indonesia, yaitu 350 tahun atau 3,5 abad. Dalam masa penjajahan bangsa
Indonesia hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.
Saat itu timbul perlawanan di
Saat itu timbul perlawanan di
seluruh
Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan. Perjuanganperjuangan
tersebut
dapat ditumpas oleh pemerintah Belanda. Bangsa Indonesia diadu domba yaitu
bangsa Indonesia dihadapkan dengan bangsanya sendiri. Dipecah-belah dan diadu
domba sehingga terjadi perlawanan antar-daerah. Hal ini, berlangsung cukup lama
sehingga menjadi bangsa yang merdeka sulit dicapai.
A. Pencerminan Satu Nusa dan Satu Bangsa
Ayah Andi berasal dari Makassar, sedangkan Ibu Andi berasal dari Jawa.
Mereka berasal dari daerah yang berbeda. Mereka tetap saling menyayangi dan menghormati
tanpa mempermasalahkan asal daerah. Mereka menyadari bahwa meskipun berbeda
daerah tetapi, mereka tetap satu nusa, satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Perbedaan
bukanlah merupakan kendala bagi kita. Jadikanlah perbedaan itu sebagai kekayaan
bangsa kita. Perbedaan dapat kita
satukan dengan semangat persatuan dan kesatuan. Seperti yang dilakukan oleh
para pejuang kita dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Semangat perjuangan
bangsa Indonesia untuk merdeka tidak pernah padam. Perlawanan persenjataan yang
gagal, diubah
dengan
menjadi perlawanan berorganisasi, yaitu membentuk perkumpulan-perkumpulan. Oleh
karena itu, para pemuda Indonesia membentuk organisasi atau perkumpulan di
daerah-daerah seluruh Nusantara. Organisasi-organisasi tersebut antara lain:
Jong Java (Pemuda Jawa), Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra), Jong Ambon
(Pemuda Ambon), Sekar Rukun (Pemuda Sunda), Pemuda Kaum Betawi. Terbentuk juga
perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan agama seperti Jong Islamiten atau
Pemuda Islam dan Permuda Kristen. Organisasi-organisasi pemuda itu, masih jauh
dari harapan, karena masih bersifat kedaerahan dan masih kurang menunjukkan
rasa persatuan. Hal ini dibuktikan pada waktu penyelenggaraan Kongres Pemuda I
tanggal 30 April 1926. Dalam pembicaraan
Kongres
Pemuda I kepentingan daerah masih sangat menonjol. Sehingga pada saat itu masih
sulit untuk membentuk kebulatan tekad dalam mencapai Indonesia bersatu.
Kongres
Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 berlangsung dengan suasana semangat persatuan
dan kebangsaan. Tekad pemuda sangat mendambakan persatuan dan kesatuan di
antara mereka. Pemerintah kolonial Belanda merasa sangat khawatir melihat
keadaan tersebut. Suasana sidang cukup tegang karena dijaga oleh pemerintah
kolonial Belanda. Di Gedung Kramat 106 Jakarta, tempat berlangsungnya sidang
tersebut, para pemuda yang datang tidak menunjukkan pemuda dari asal suku
bangsa. Mereka menyebutnya Pemuda Nasional. Sehingga apabila dilihat, para
peserta sidang yang berada di gedung Kramat 106 tersebut sudah menunjukkan
“Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu). Dalam Kongres Pemuda
II Sugondo Joyopuspito terpilih sebagai ketua dan dibantu oleh Moh. Yamin
sebagai sekretaris. Semangat persatuan dan kebangsaan semakin menggelora di
hati para pemuda setelah mendengar lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf
Supratman, dengan gesekan biolanya. Dengan demikian, lagu Indonesia Raya
pertama dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiache
Clubgebouw (Sekarang Gedung Sumpah Pemuda) jalan Kramat Raya 106 Jakarta.
Bendera merah putih tidak dapat dikibarkan dalam kongres karena dilarang oleh
pemerintah kolonial Belanda. Bendera merah putih hanya
diwujudkan
dalam bentuk hiasan ruangan. Setelah mendengar pidato dari para tokoh pemuda
dalam sidang pertama sampai ketiga tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928, rapat
mengambil keputusan yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda.”
SUMPAH PEMUDA
Pertama: Kami
putra dan putri Indonesia bertumpah darah
yang satu, tanah Indonesia
Kedua : Kami
putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Apa makna dari Sumpah Pemuda di atas? Maksudnya bertanah air yang
satu, tanah air Indonesia, yaitu meskipun bangsa Indonesia bertempat tinggal
berpencar-pencar,
di
wilayah Indonesia, ada yang di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua dan sebagainya
namun, merupakan satu tanah air, yaitu tanah air Indonesia.
Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, maksudnya meskipun
bangsa
Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa, tetapi merupakan satu bangsa
Indonesia. Suku bangsa Indonesia, misalnya suku Jawa, suku Batak, suku Dayak
dan sebagainya. Setiap suku bangsa memiliki adat kebiasaan yang berbeda.
Menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. maksudnya tiap daerah
memiliki bahasa daerah sendiri tetapi, mereka mempunyai bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia.
B. Mewujudkan Rasa Persatuan dan Kesatuan
Untuk mencerminkan isi Sumpah Pemuda, marilah kita
nyanyikan
bersama lagu di bawah ini.
Satu Nusa Satu Bangsa
Cipt: L. Manik
Satu Nusa satu Bangsa,
satu Bahasa kita
Tanah air pasti jaya
untuk selama-lamanya
Indonesia pusaka,
Indonesia tercinta
Nusa, Bangsa, dan Bahasa
kita bela bersama.
Sejak peristiwa Sumpah Pemuda para pemuda bertekad untuk
mewujudkan
persatuan dan kesatuan. Sebab mereka sadar hanya
dengan
bersatu bangsa Indonesia sulit dilawan dan dipatahkan oleh
penjajah
mana pun.
bahasa
memberi semangat dalam merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda antara lain:
1.
nilai persatuan dan kesatuan;
2.
nilai kebersamaan;
Sekarang nilai atau semangat Sumpah Pemuda dapat dikembangkan di mana
pun kamu berada. Semangat persatuan dan kesatuan banyak memberikan manfaat bagi
bangsa Indonesia, yaitu:
1.
mempererat hubungan kekeluargaan;
2.
terciptanya kerukunan hidup;
3.
membina rasa kesetiakawanan sosial;
4.
memperkokoh rasa cinta tanah air, sehingga tidak mudah dijajah oleh bangsa
lain.
Semangat Sumpah Pemuda, masih sesuai dengan keadaan masa kini.
Perjuangan para pemuda perlu kita teladani. Oleh karena itu hindari permusuhan,
ciptakan
rasa persatuan dalam berbagai kegiatan agar negeri kita utuh dan jaya untuk
selamalamanya. Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut maka setiap
tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda. Pernahkah
kalian melakukan kegiatan di bawah ini? Bagaimana sikapmu waktu mengikuti
kegiatan tersebut? Lagu apa yang dinyanyikan sewaktu pengibaran bendera merah
putih? Coba nyanyikan!
C. Menghargai Perbedaan
Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa.
Ada
suku Batak, suku Jawa, suku Madura dan lain sebagainya. Dengan adanya keragaman
suku bangsa, menyebabkan perbedaan bahasa daerah tiap-tiap daerah.
Contohnya seperti dalam keluarga Andi. Ayah Andi berasal dari
Makassar.
Ibunya dari Jawa. Mereka tetap bisa bersatu dan bisa saling berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Perhatikan dialog di bawah ini!
Suatu
hari, Andi dan Yusi kakaknya membantu orang
tuanya.Karena
di hari itu ada teman ayah Andi yang akan datang. Yusi dan ibu memasak di
dapur, sedangkan Andi dan ayah membersihkan halaman. Di dapur terjadi
percakapan antara ibu dan Yusi.
Yusi :
”Bu, yang akan datang nanti temannya ayah ya?”
Ibu :
”Iya, teman ayah waktu SMA dulu.”
Yusi :
”Ooo, lalu kita akan masak apa Bu?”
Ibu : ”Ibu
tadi sudah masak sayur kok, sekarang ibu akan buat trancam, setuju kan Yusi?”
Yusi :
”Ibu ini bagaimana sih, ada tamu datang kok malah dibuat terancam, kasihan kan
Bu?”
Ibu : (sambil
tersenyum) ”Bukan begitu maksud ibu, trancam
itu kalau di Jawa sayuran dari daun kol, buncis,
tempe goreng,
ditambah dengan sambal kelapa, bukan mau diancam.”
Yusi :
”Oo begitu ya, sekarang Yusi bantuin
apa?”
Ibu :
”Tolong ambilkan ibu jangan di
belakang ya!”
Yusi :
(masih tetap berdiri di tempatnya) ”Lho ... katanya aku disuruh ambil di
belakang kok jangan, bagaimana sih bu?”
Ibu : ”Yusi
... Yusi, makanya banyak belajar bahasa daerah, biar tahu. Jangan itu sayur yang sudah dimasak.”
Yusi : ”Ya ...
ya ... ya, sekarang aku jadi tambah mengerti, dan aku akan banyak belajar
bahasa daerah supaya tidak terjadi kesalah pahaman.”
Ibu :
”Ya sudah, sekarang cepat ambil jangannya, keburu tamunya datang lho...”
Yusi :
”Beres bu ...!”
Dari dialog di atas, apa yang dapat kamu simpulkan?
Ada
bermacam-macam bahasa daerah yang bentuk dan cara pengucapannya sama. Namun, mempunyai
arti yang berbeda. Hal tersebut seringkali dapat menimbulkan kesalahpahaman dan
terjadi kekacauan. Kita juga harus menghargai bahasa daerah lain karena merupakan
kekayaan bahasa bangsa Indonesia. Hal ini agar tercipta persatuan dan kesatuan
bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar